1. Atap genteng tanah liat tradisional
Material
ini banyak dipake di rumah umumnya. Genteng sebenarnya terbuat dari
tanah liat yang dipress terus dibakar. Masalah kekuatannya gimana??
Kekuatannya yaa cukuplah. Buat masangnya, genteng
tanah liat harus pake rangka. Kalo gk pake rangka, gk bakalan bisa jd
atap, dah. Genteng ini dipasang di atap miring. Sistem pemasangannya
inter-locking (aku kira inter-milan.. hehehe..).. Inter-locking = saling
mengunci 'n mengikat. Warna sama penampilan genteng ini pasti berubah
seiring waktu yang berjalan. Biasanya juga akan tumbuh jamur di bagian
badan genteng. Buat sebagian orang dengan gaya rumah tertentu menganggap
kalo tampilan akan lebih alami kalo pake genteng jenis ini, tapi
kebanyakan orang kurang suka sama tampilannya. Biasalah.. ada orang yang
nganggap genteng ini agak jadoel (jaman doeloe)..
2. Atap genteng keramik
Dari
namanya aja kita udah bisa tau kalo bahan dasarnya keramik yang
asalnya dari tanah liat. Tapi genteng ini udah ngalamin proses finishing
yaitu lapisan glazur di permukaannya. Lapisan ini bisa
dikasih warna macem2 'n bisa melindungi genteng dari lumut. Umurnya bisa mencapai 20 – 50 tahun, untuk keterangan lebih lanjut hubungi dokter.. eh salah deh.. hehehehehehe.. maksudnya hubungi distributornya... Terus, buat pengaplikasiannya pas banget buat rumah2 modern apalagi yang di perkotaan.
dikasih warna macem2 'n bisa melindungi genteng dari lumut. Umurnya bisa mencapai 20 – 50 tahun, untuk keterangan lebih lanjut hubungi dokter.. eh salah deh.. hehehehehehe.. maksudnya hubungi distributornya... Terus, buat pengaplikasiannya pas banget buat rumah2 modern apalagi yang di perkotaan.
3. Atap genteng beton
Dai
segi bentuk 'n ukurannya atap genteng beton hampir mirip sama genteng
tanah tradisional, tapi bahan
dasarnya tuh campuran semen PC 'n pasir kasar, terus dikasih lapisan tipis yang fungsinya sebagai pewarna sekaligus pelapis kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, (wah, mantapp kayaknya nih..) tapi lapisan pelindungnya cuma bisa bertahan antara 30 tahun sampe 40 tahun. Yah,... payah donk.. Tapi gpp deh.. mendingan 30-40 tahun daripada cuma 5 taon.. y gk??
dasarnya tuh campuran semen PC 'n pasir kasar, terus dikasih lapisan tipis yang fungsinya sebagai pewarna sekaligus pelapis kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, (wah, mantapp kayaknya nih..) tapi lapisan pelindungnya cuma bisa bertahan antara 30 tahun sampe 40 tahun. Yah,... payah donk.. Tapi gpp deh.. mendingan 30-40 tahun daripada cuma 5 taon.. y gk??
Atap Sirap (Sudut Kemiringan Atap : 25o – 40o)
Sirap
= sirip, bener gk yaa?? Salah gan..! Atap sirap itu atap yang berbahan
kayu Besi (biasanya dikenal dengan panggilan kayu Ulin). Kayu ini SANGAT kuat, bisa awet sampe puluhan tahun. Dulu sih masih banyak tiang listrik yang bahannya dari kayu ini. Kesan alami bangunan bisa keliatan kalo kita pake atap sirap ini.
Di Indonesia kayu ini banyak ditemukan di Kalimantan. Supaya bisa dipake jadi bahan atap, kayu Besi dipotong-potong tipis (sekitar 4 – 5 mm). Terus dipasang sama kayak masang genteng tanah, bagian bawah terlebih dulu baru ditumpuk sama yang disebelah atas.
Itu pemasangannya masih secara sederhana. I mau jelasin yang lebih detil nih dari pemasangan atap sirap.. Untuk menjaga supaya gak renggang, bilah-bilah kayu besi bahan atap sirap dipotong / dirapikan supaya benar-benar presisi sebelum dipasang. Apalagi
buat atap sirap expose (apaan lagee nih?? ckckck).. Jadi iatap sirap
expose itu bangunan yang gak pake plafond, sirap yang ada di lapisan
paling bawah langsung keliatan, makanya kayunya itu harus benar-benar
rapi / rapat.
Atap Beton (Sudut Kemiringan Atap : 1o – 2o)
Sebenarnya
jenis atap datar ini jarang jadi atap utama. Atap ini cuma dipake buat
nutup bagian rumah yang sulit ditutup sama jenis atap miring. Atap beton
bisa dikatakan sebagai atap yang bebas kebocoran soalnya dari bentuknya
aja solid. Tapi, lebih bagus kalo atap beton diperiksa setelah ngalamin
satu musim hujan 'n satu musim kemarau alias selama setahun setelah
selesai dibangun, supaya mendeteksi keretakan yang mungkin terjadi 'n
kerusakan lapisan waterproofing-nya. O ia... Jangan lupa...! Lapisan
waterproofingnya harus secara periodik diperbaiki atau diganti.. Ok?
Atap Kaca (Sudut Kemiringan Atap : 10o – 20o)
Penggunaan
kaca udah bervariasi banget, ayoo siapa yang tau kaca dibuat apa aja??
Mr. X: atap, dinding, lantai, jendela dan pintu.. Mrs Y: anak tangga
juga bisa dari kaca boo... Mr. A: o.O atiq jga mw jwb, tp udh diborong
smw.. ckckck.. Balik ke inti pmbicaraan, jadi kaca punya macem2
spesifikasi yang bervariasi buat memudahkan penggunaan untuk berbagai
keperluan.
Penggunaan
kaca sebagai atap biasanya pada atap carport, skylight, teras, dll.
Atap kaca punya karakter transparan yang biasanya dibuat untuk
menghalangi masuknya hujan, bukan sinar matahari lho ya. Kaca yang
sebaiknya digunakan memiliki ketebalan minimal 12 mm, berjenis tempered
dan laminated.. apaaaa?? masa jenisnya tempe? weleh.weleh.. Bukan tempe,
tapi tempered, maksudnya kaca diproses dengan suhu tinggi supaya lebih
kuat. Kalo laminated artinya punya lapisan penahan supaya pecahan gak
tersebar.
Atap Seng ( Sudut Kemiringan Atap : 20o – 25o)
Seng
adalah salah satu dari sekian banyak bangunan yang sering dipake buat
jadi penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh )
berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari
1mm. ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan BWG. Ukuran
seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760 mm x 1830 mm dengan
beberapa macam – macam tebal yang dinyatakan dengan BWG. Seng mempunyai
lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm dan banyaknya gelombang ada 10.
Kekurangan : kalo
seng terkena air hujan yang banyak mengandung garam maka seng lebih
mudah berkarat, terus karena jatuhnya air hujan maka akan menimbulkan
suara yang gak enak didengar alias berisik gitu. Seng juga gak punya
ifat isolasi panas 'n dingin artinya kalo udara di luar panas / dingin
maka di dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin.
Kelebihan : bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.
Apa
sih sebenernya bahan atap seng ini? Jadi, atap ini sebenarnya dibuat
dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc secara elektrolisa.
Tujuannya untuk membuatnya menjadi tahan karat. Kata seng berasal dari
bahan pelapisnya(zinc). Jenis ini akan bertahan selama lapisan zinc ini
belum hilang, yang terjadi sekitar tahun ke-30-an. Setelah itu, atap
akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat.
Atap Aluminium (Sudut Kemiringan Atap : 20o – 25o)
Aluminium
adalah logam yang menarik dan juga secara praktis unggul karena gak
perlu perlindungan 'n pemeliharaan. Aluminium juga merupakan bahan yang
sedap dipandang, mudah dikerjakan dan karena sifatnya yang mudah
menyesuaikan bentuk dengan keadaan setempat, jadi penggunaannya tidak
terbatas sesuai dengan selera para perencana.
Dari
sifat-sifat aluminium yang mantap2, maka aluminium telah menjadi
pilihan utama sebagai bahan buat penutup atap, dinding dan lisplank
untuk bangunan pabrik, gudang, perkantoran dan lain-lain.
Selain
memenuhi persyaratan dasar sebagai bahan atap, dinding dan lisplank
yaitu gk berkarat, aluminium juga punya sifat-sifat mekanis 'n
sifat-sifat alamiah yang sangat sesuai buat dipake di bangunan. Soalnya
bentuk alaminya yang indah, ringan, memiliki sifat-sifat mekanis dan
sifat-sifat kimia yang baik, bentuknya juga dibuat sesuai dengan
permintaan, jadi bisa memperkecil resiko kebocoran. I like this..!
Salah satu contoh Atap berbahan Aluminium, yang dapat
dibuka-tutup, jadi angin 'n cahaya bisa masuk ke dalam ruangan, tapi
waktu pas hujan atap jangan lupa ditutup. Kalo gk, ntar kebanjiran deh..
wkwkwkk.. Pengaplikasiannya pas banget kalo di: Garasi, Tempat Jemur, Koridor, Void, Taman, Cafe / Restoran, Kolam Renang, Workshop..
Atap Tegola (Sudut Kemiringan Atap : >25o)
Atap Tegola dibuat
supaya bisa gantiin Atap Sirap. Lho? Emangnya napa, atap sirap udh mau
pensiunkah?? huhuhu.. Jangan dulu donk.. Atap sirap gak bakalan pensiun
koq.. Tapi tau sendiri kan kalo bahan dasarnya itu kayu besi, kayu yang
harus dipotong pake alat tertentu. Soalnya keras sih.. Makanya diganti
sama atap tegola yang
terbuat dari serat fiber, terus dikasih aspal sama ter terus diatasnya
dikasih bebatuan dari Mexico yang anti panas, yg terakhir dikasih
lapisan anti lumut.
Bahan atap ini udah cukup populer untuk ngebuat bentuk atap yang organik karena sifatnya yang lentur jadi bisa dilengkungkan.
Secara umum, cara pemasangannya seperti berikut ini:
- Jarak antar gording dibuat sekitar 100 cm
-
Di atas gording gak perlu pake usuk kayak pemasangan genteng, tapi
cukup pake multiplek yang berdimensi 122 cm x 244 cm. (ditempelkan pada
gording dengan cara dipaku).
- Tegola yang berbentuk panel-panel seperti karpet kemudian ditempelkan di atas multiplek ini, dengan menggunakan lapisan aspal atau lem khusus.
Secara lebih spesifik cara pemasangannya bisa dilihat pada link berikut ini:
Atap Ijuk (Sudut Kemiringan Atap : >40o)
Dari namanya, kita udah bisa tau atap ini terbuat dari ap.. Yup, bnr banget, atap ijuk terbuat dari serat2 ijuk yang diambil dari pangkal pelepah daun enau atau aren.
Dijual dalam bentuk gulungan: gulungan serat halus tanpa lidi dan gulungan campuran (lidi dan serat halus)
Musuh
utamanya adalah kelembapan, makanya perlu dipastikan kalo udah ngering
dengan baik setelah basah misalnya setelah terkena hujan.
Dapat
bertahan antara 15 – 50 tahun bergantung faktor: pemilihan bahan baku,
kondisi lingkungan setempat, pengeringan, penyinaran. Iklim menyangkut kelembapan dan curah hujan, Ketebalan atap sama Kemiringan atap. Jadi, diinget baik2 yaw!
Cara Pemasangan:
1. Iketan dipasang dari bawah ke atas, diiket di usuk pake tali bambu, jarak pemasangannya antara 4 -7 cm.
2. Gulungan
dipasang pada bubungan dengan jalan ditusuk bilah bambu runcing atau
diiket dan kadang – kadang sih dipasang pada alas ujung bawah supaya
agar ujung bawah atap kelihatan tebal.
3. Gambahan dipasang pada bubungan sebagai penutup akhir dengan jalan menusuk atau mengikat.
1. Iketan
Bahan: -Bilah bambu pipih (tinjeh)
-Bilah bambu bulat (jalon)
-Tali pengikat dari ijuk atau bambu
Ijuk berdiameter sekitar 4 cm ditekukkan pada tinjeh, lalu ditempel jalon dan diiket tali.
2. Gulungan
Selembar ijuk digulung membentuk gulungan dengan diameter sekitar 10- 15 cm sesuai kebutuhan, diiket 4 sampai 5 ikatan.
3.Gambahan
Seberkas ijuk berdiameter sekitar 15 cm diikat di hampir di ujung seperti sapu lidi.
4. Isit
Isit = Ijuk yang udah dipintal dalam bentuk tali diikat secara rapat pada sebilah bambu.
Atap Bambu (Sudut Kemiringan Atap : >30o)
Bambu
dan alang-alang adalah bahan bangunan yang paling tua yang biasanya ada
di dalam daerah pedesaan dan kampung sepanjang daerah-daerah subtropis
dan tropis dunia. Akhir-akhir ini untuk memperbaiki kualitas 'n
kuantitas rumah di dalam negara berkembang, para ahli lagi nyari-nyari
cara yang lebih efektif pake bambu sebagai atap. Meskipun rumah dengan
bambu dan alang- alang mudah dibangun dan diperbaiki, bambu juga
mempunyai sejumlah kelemahan, yaitu mudah diserang sama
serangga-serangga, terus gampang kebakaran dan kebusukan.
Konstruksi bambu cukup populer untuk dipertimbangkan soalnya bahannya murah dan berkelimpahan.
Atap Polycarbonate (Sudut Kemiringan Atap : 10o – 20o)
Atap ini berbentuk lembaran yang besar jadi bisa dipake buat luasan yang besar tanpa sambungan. Keunggulan polycarbonate lebih ke kualitas material 'n besarnya daya reduksi terhadap radiasi matahari. Biasanya sih dipake sebagai kanopi atau juga sebagai atap tambahan. Pemasangan polycarbonate mudah 'n cepat, tapi..... harganya memang lebih mahal dari atap-atap lainnya. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan bahan bangunan sekarang ini, masih banyak penutup atap lain yang tidak dapat saya jabarkan satu persatu. Semua dapat dipertimbangkan sesuai kebutuhan dan budget yang tersedia.